HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Apa itu HIV?

HIV adalah virus yang menargetkan dan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, HIV melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Ketika HIV berkembang menjadi tahap akhir, kondisi ini dikenal sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), di mana tubuh hampir tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi.

Penyebaran HIV

  • Hubungan seksual tanpa pelindung dengan orang yang terinfeksi.
  • Penggunaan bersama jarum suntik yang terkontaminasi.
  • Dari ibu ke anak selama kehamilan, saat melahirkan, atau melalui ASI.
  • Transfusi darah yang terkontaminasi.

Gejala HIV

Gejala HIV dapat bervariasi dari orang ke orang dan mungkin tidak selalu langsung terlihat. Seperti yang telah disebutkan, gejala HIV muncul dalam tiga tahap:

  1. Tahap 1: Serokonversi
    Gejala mirip dengan flu atau infeksi ringan lainnya biasanya muncul dalam beberapa minggu setelah terinfeksi, dan bisa berlangsung selama beberapa minggu. Gejala termasuk: demam ringan, sakit tenggorokan, ruam, kelelahan, pembengkakan kelenjar limfe, nyeri otot dan sendi
  1. Tahap 2: Fase Asimptomatik / Fase Klinis Laten
    Selama tahap ini, seseorang mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Namun, virus tetap aktif dan terus merusak sistem kekebalan tubuh. Tahap ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
  1. Tahap 3: AIDS
    Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh telah sangat melemah, dan Gejala yang lebih serius mulai muncul, termasuk:
  • Demam yang berkepanjangan
  • Berkeringat terutama di malam hari
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Kelelahan kronis
  • Diare berkepanjangan
  • Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
  • Kondisi kulit seperti bintik-bintik ungu atau luka yang tidak sembuh
  • Gangguan neurologis termasuk depresi, gangguan memori, dan keterlambatan mental

Diagnosis HIV

Mendeteksi HIV pada tahap awal sangat penting untuk memulai pengobatan dan mengurangi risiko komplikasi. Berikut adalah langkah-langkah yang umumnya diambil dalam mendiagnosis HIV:

  1. Konsultasi dan Pemeriksaan Awal

  2. Tes Antibodi HI
    Ini adalah tes yang paling umum digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV. Tes ini mendeteksi antibodi terhadap HIV dalam darah. Contoh tes antibodi termasuk tes cepat (rapid test) dan tes ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay).
  1. Tes Konfirmasi
    Jika tes antibodi positif, tes konfirmasi akan dilakukan untuk memastikan diagnosis. Tes konfirmasi yang umum adalah tes Western Blot atau tes imunoblot.
  1. Tes Beban Virus (Viral Load Test)
    Tes beban virus dilakukan untuk mengukur jumlah virus HIV dalam darah. Ini penting untuk merencanakan pengobatan.
  1. Tes CD4

  2. Tes ini mengukur jumlah sel T CD4 dalam darah, yang merupakan indikator penting dari seberapa kuat sistem kekebalan tubuh seseorang. Ini membantu dokter menentukan tahap infeksi HIV dan kapan harus memulai pengobatan.

  3. Pengujian Infeksi Oportunistik dan Kondisi Lain
    Orang dengan HIV berisiko tinggi terkena infeksi oportunistik dan kondisi lain. Dokter mungkin akan melakukan tes tambahan untuk menilai kesehatan secara keseluruhan dan mendeteksi masalah potensial.

  4. Konseling Pra dan Pasca Tes

Pencegahan HIV

  1. Praktik seks aman: selalu gunakan kondom
  2. Hindari berbagi jarum dan alat suntik
  3. Tes secara rutin dan konsultasi ke dokter
  4. Edukasi dan kesadaran tentang HIV
  5. Penggunaan PrEP: Profilaksis pra-paparan (PrEP) adalah obat yang diambil sebelum paparan HIV untuk mengurangi risiko infeksi.
  6. Pengobatan khusus ibu hamil yang terinfeksi HIV
  7. Penggunaan perlengkapan medis yang steril
Open chat
Hi Sobat ABC, ada yang bisa kami bantu?
Scan the code
Operational hours:
Senin-Jumat 07.00-21.00
Sabtu: 07.00-14.00